Kamis, 28 Januari 2010

Mulai dari Improvement Terkecil

The Goal: A Process of Ongoing ImprovementMemulai sebuah improvement secara besar-besaran adalah sebuah kebajikan. Namun bagi beberapa kita mungkin tidak mudah seperti membalikan tangan. Dengan makin banyaknya masalah, modal yang diperlukan, anggota organisasi yang terus bergelora, ide yang selalu dinamis, tentunya akan menjadi tantangan tersendiri saat akan melakukan improvement. Don't worry, untuk memulai sebuah perbaikan besar mulailah dengan hal terkecil yang mampu secara pribadi kita selesaikan. Coba, pernahkah kita mengalami hal seperti dibawah ini????



  • terlambat meeting
  • terlambat merespond pelanggan
  • lupa tanda tangan
  • salah ketik proposal
  • lupa memberikan cc ke Departemen terkait
  • file-file kerja berantakan
Untuk sekali kejadian mungkin dapat dimaklumi, namun seandainya berulang dan berulang apakah kita sadari bahwa hal ini akan menggerogoti performa kita?
Memulai small improvement dimulai dari diri sendiri. Mengapa? ya, karena hal tersebut adalah hal termudah sebelum kita menyuruh orang lain untuk memulai sebuah improvement. Dalam beberapa case, small improvement dapat membawa efek yang luar biasa. Bukankah semua pekerjaan besar tidak mentolerir kesalahan? terlepas itu kecil ataupun besar.

Memulai perbaikan kecil dari diri sendiri akan memberi pelajaran secara tidak langsung kepada orang lain yang berinteraksi dengan kita. Energi kecil yang kita keluarkan untuk perbaikan diri sangat luar biasa efeknya saat semua orang berargumen "ya saya mencontoh dari Anda yang selalu komit dan konsisten memperbaiki diri sekecil apapun itu".

Rabu, 27 Januari 2010

Memberi Nilai Tambah dari Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001

Pertanyaan mendasar dari sekian banyak penerap SMM ISO 9001 adalah "seberapa besarkah nilai tambah yang saya dapat dari penerapan SMM ISO 9001 ini ???

Fakta menunjukan bahwa penerapan SMM ISO 9001 (versi terbaru ISO 9001:2008) bagi beberapa perusahaan tidak berbanding lurus dengan nilai tambah yang didapat. Contoh kasus adalah sebagai berikut ini:
1. Tingkat product cacat masih terus bertambah
2. Claim pelanggan selalu muncul
3. Kesadaran mutu karyawan tidak berangsur menanjak
4. Profit tidak signifikan naik
5. Mengapa tingkat kepuasan pelanggan kita makin memburuk?

Apa yang salah dengan kondisi tersebut ? Bukankah SMM ISO 9001 mestinya mencegah atau setidaknya mengurangi hal-hal seperti di atas? jawaban dari pertanyaan tersebut dapat saya ilustrasikan seperti kita menerapkan Undang-Undang Lalu Lintas dan Jalan Raya.

1. Bukankah seharusnya dengan UU tersebut jumlah kecelakaan mestinya berkurang?
2. Mengapa memakai helm hanya supaya tidak ditangkap oleh polisi?
3. Bukankah seseorang yang mempunyai SIM mestinya punya etika berkendara?

Coba lihat faktanya di lapangan! Jika kita tahu jawabannya maka jawaban tersebut juga dapat kita analogikan untuk menjawab mengapa penerapan SMM ISO 9001 belum tentu memberi nilai tambah bagi perusahaan kita. SMM ISO 9001 menjamin bahwa dengan konsistensi dan komitmen dalam penerapan akan memberikan kepuasan pelanggan, yang tentunya dengan kepuasan pelanggan tersebut akan memberi peluang pada perusahaan untuk terus berkembang dan mensejahterakan karyawannya.

Dear Pembaca yang budiman

Tulisan kami dapat Anda copy dengan menyebutkan sumbernya di mutupro.blogspot.com