Selasa, 16 Februari 2010

Komitmen dan Konsistensi dalam Penerapan ISO 9001

ISO 9000 Quality Systems Handbook - updated for the ISO 9001:2008 standard, Sixth Edition: Using the standards as a framework for business improvementMenerapkan sistem manajemen mutu yang efektif memang tidak mudah, sehingga banyak yang berargumen menerapkan ISO 9001 menambah rumit pekerjaan saja. Mengapa terjadi demikian???

Sangat mudah untuk menjawab mengapa penerapan ISO membuat kita semakin susah bahkan tidak menambah nilai apa-apa dalam bisnis. Seperti sebuah UU lalu lintas yang dibuat oleh DPR, ISO 9001 pun mempunyai keterkaitan yang sama. UU lalu lintas mengatur semua pihak yang menggunakan jalan raya untuk tertib dan selamat dalam berkendara. Namun dalam prakteknya angka kecelakaan selalu ada dan pelanggaran juga semakin banyak pula. Apakah ada yang salah dengan Undang-Undang tersebut? Yang salah adalah para pelaku lalu lintas yang tidak mempunyai komitmen dan konsistensi dalam menjalankan UU tersebut.

Sama halnya dengan ISO 9001 adalah cuma aturan agar bagaimana kita menjalankan sistem manajemen berjalan dalam koridor bisnis yang tepat untuk kepuasan pelanggan. Dalam bahasa sederhana ISO 9001 hanyalah alat bantu untuk bekerja saja. karena cuma alat bantu maka yang paling menentukan efektifitas alat bantu tersebut adalah si Pengguna alat tersebut. Jika si Pengguna bisa menyadari bahwa alat bantu ini membawa ke arah kinerja yang lebih baik, maka yang dituntut oleh ISO 9001 adalah cuma Komitmen dan Konsistensi kita saja dalam implementasinya.

Maka tidak heran jika perusahaan yang sudah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 sekalipun masih berkutat pada masalah-masalah internal proses seperti reject meningkat, claim customer selalu muncul, produktivitas rendah, tidak kompetitif, dll, tatkala para Pengguna ISO 9001 ini hilang Komitmen dan Konsistensi terhadap persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001. Jadi semua tergantung bagaimana kita melihat persyaratan tersebut, apakah mau dijalankan dengan komitmen dan konsisten ataukah sebaliknya. It is your choice.

Kamis, 11 Februari 2010

Pentingnya Pengesahan Proses Awal Produksi

Production and Operations Analysis (McGraw-Hill/Irwin Series Operations and Decision Sciences)Saat prototype produk awal dibuat oleh New Project Team, terasa bahwa semua parameter proses dan produk sudah memenuhi semua persyaratan. Namun mengapa saat mass production banyak ditemukan kendala seperti reject sering muncul, kemampuan mesin tidak stabil, sulit diassembling dan lain sebagainya. Intinya bahwa saat mass production tidak sesuai dengan target design baik prosess maupun product karakteristik.

Mengapa hal tersebut terjadi?
Kembali ke konsep variasi bahwa semua object (benda, proses, manusia, material, mesin dll) pasti mempunyai variasi baik dalam bentuk variabel ataupun atribut. Saat variasi tersebut tidak bisa dikendalikan maka yang terjadi adalah berbagai masalah proses (produksi), yang mungkin sifatnya bisa berulang. Itulah mengapa saat awal proses produksi penting sekali memastikan semua variasi parameter proses dalam kondisi terkendali. Teknik pengesahan ini bisa berbeda di setiap perusahaan, dan yang pasti sama adalah adanya pemikiran bahwa "apakah semua parameter proses sebelum mass production ini sudah memenuhi semua kriteria?". Jika jawabannya "yes" maka silahkan teruskan untuk mass production. Jika "no" investigasi lebih lanjut apa masalahnya. Jika 'no" tetap kita lanjutkan maka yang terjadi adalah seperti yang diuraikan di awal paragraf.

Memang tidak bisa menjamin 100% semua variasi akan terkontrol dengan pengesahan proses awal, namun setidaknya jika terdeteksi lebih dini "cost" yang dikeluarkan akan semakin kecil, berbeda jika saat ditemukan setelah produksi selesai. Untuk kontrol variasi di tengah dan di akhir proses semua bergantung kepada tingkat kestabilan proses di perusahaan masing-masing.

Rabu, 10 Februari 2010

Visual Kontrol di Proses Manufaktur

Seberapa pentingkah visual kontrol di proses manufaktur?
Sangat sangat penting. Logika dasar visual kontrol dapat kita analogikan saat kita berpenampilan diri di cermin. Saat rambut acak-acakan kita akan sisir, badan kurang harum kita spray pakai cologne, baju kurang rapi kita seterika dan lain sebagainya. Visual kontrol adalah cara termudah untuk bisa kita membaca adanya variasi dari proses.

Telinga untuk mendengar hal-hal yang tidak lazim seperti terlalu berisik, bunyi tidak wajar, ada benda asing di dalam. Tangan untuk meraba kekasaran, temperature dan bentuk object. Mata untuk melihat aktual dan yang disyaratkan. Dan masih banyak lagi komponen di tubuh kita yang bisa kita jadikan alat bantu untuk melakukan visual kontrol.

Kenapa visual kontrol????
Yang paling akurat adalah betul dengan menggunakan alat kerja seperti sensor, alat ukur dan alat uji. Namun sebelum menggunakan peralatan tersebut pun kita sebenarnya sudah bisa mendeteksi adanya potensi out of variation. Jadi pastikan tanggap jika melihat, mendengar dan merasa ada sesuatu yang tidak wajar pada proses. Selanjutnya pastikan dengan alat bantu kerja yang kita gunakan.

Selasa, 09 Februari 2010

Memunculkan Energi Positif untuk Perubahan

Pernahkah kita melihat rekan kita atau orang yang kita kenal sangat kuat pengaruhnya, berwibawa, jika bicara meyakinkan dan pokoknya nyaman jika kita berinteraksi dengan orang tersebut.

Saya berkeyakinan bahwa pada setiap orang mempunyai energi positif yang unik. Namun energi ini seolah-olah tidak semua orang punya. Energi positif yang ada sifatnya pasif. Untuk membuatnya menjadi sebuah kekuatan untuk perubahan maka harus dimunculkan.

Apa itu energi positif? adalah energi yang ditimbulkan dari sebuah perbuatan baik (positif). Sekecil apapun nilai kebaikan yang kita buat secara terus menerus akan selalu memancarkan energi ini. Dan tahukah kita bahwa orang lain dan lingkungan yang ada disekitar kita dapat terpengaruh dengan energi ini. Dalam bahasa yang mudah adalah suatu karakter lingkungan tercipta dari gabungan energi yang ada disetiap orang yang berinteraksi didalamnya.

Bisakah energi positif ini membalikan sebuah lingkungan yang sudah negatif? sangat bisa. Namun hal ini butuh kekuatan dan kesabaran untuk terus memancarkannya. Teruslah menanam kebaikan dalam berinteraksi maka siapapun orang yang sudah terkena efeknya akan merasa bahwa apa yang kita lakukan benar dan memang harus dicontoh.

Pernahkah mendengar cerita kisah ayah dan anak yang tinggal di suatu komplek yang kurang bersih (banyak sampah). Himbauan yang dilakukan oleh aparat perumahan ternyata tidak bisa menyadarkan warga untuk hidup sehat. Si ayah dan anak ini tanpa banyak omong setiap sore memungut sampah dan membuangnya di tempat yang disediakan. Semua warga berpikiran aneh benar ayah dan anak tersebut. Hari demi hari energi positif ini terus dipancarkan. Tetangga kanan kiri akhirnya terkena dampak positif si ayah dan anak ini. Tetangga ini meyakini bahwa memang betul dan ada manfaatnya kok apa yang dilakukan si ayah dan anak tersebut. Dan tetangga tersebut tidak ada alasan menolak untuk membersihkan sampah ketika energi positif dalam dirinya memberontak untuk dikeluarkan.

Jadi energi positif ini pada dasarnya tersimpan dalam setiap orang dan diberikan oleh Tuhan. Dengan bantuan akal dan hati maka penyaluran energi ini pasti akan membawa perubahan yang diinginkan oleh setiap kita.

Jumat, 05 Februari 2010

Berani untuk Berkata "Tidak" pada Atasan

Pernahkah kita dalam kondisi yang bimbang saat mengatakan "tidak" dengan atasan kita? 
Saat kondisi tersebut datang, maka sebetulnya ujian jiwa kepemimpinan kita sedang diuji. Bukankah seorang pemimpin harus berani memutuskan termasuk untuk bilang "tidak". Dengan alasan tidak sependapat, tidak sesuai dengan budget, tidak relevan, tidak tepat sasaran dan tidak-tidak lainnya mampukah kita sampaikan saat atasan kita minta pendapat kita. 
Tidak sedikit pula yang takut untuk mengatakan "tidak" karena dianggap nanti mbalelo / tidak patuh atasan, minder, takut tidak populer, nanti dijauhi rekan sekerja, dan takut-takut lainnya. Apapun alasannya, berkata "tidak" harus berani kita lakukan untuk atasan kita selama argumen yang kita sampaikan ada fakta, data dan landasannya. Dan jangan lupa kemas sedemikian rupa agar tidak ada yang dirugikan dalam kita mengucapkan "tidak". Selamat berjuang!!

Kamis, 04 Februari 2010

Menyesuaikan dengan Perubahan Organisasi

Pernahkah kita merasakan bahwa angin perubahan dalam organisasi kita membawa dampak yang sangat signifikan terhadap kerja kita?
Mungkin beberapa kita pernah merasakan bahwa pimpinan baru selalu meminta deadline yang sangat ketat atau kita merasa bahwa sistem baru yang diterapkan kurang cocok dengan kerja kita? Itu mungkin sebagian dampak dari perubahan yang ada.
Tahukah kita bahwa saat perubahan itu pasti muncul, dan pilihannya adalah kita menjadi "korban" dari perubahan ataukah justru kita sebagai "joki" dari perubahan tersebut. Setiap perubahan perlu disikapi dengan posisitf thinking untuk mencari celah kita bisa eksis dengan perubahan tersebut. Saat kita menjadi joki maka apapun yang ada didepan kita bisa kita antisipasi dengan baik. Namun jika kita menjadi korban maka bukan tidak mungkin kitalah yang akan terpental dari lingkaran organisasi.

Selasa, 02 Februari 2010

Mengucapkan Terima Kasih

Mengucapkan terima kasih saat kita berhutang sesuatu atas jasa dan bantuan yang diberikan oleh bawahan, atasan, rekan sekerja dan siapapun yang berhubungan dengan kita adalah hal kecil yang membawa efek luar biasa. Mengapa terima kasih itu penting?

Terima kasih adalah bukti pengakuan terhadap orang lain bahwa kita terbantu atas jasa yang diberikan. Penerima ucapan mungkin menganggap ucapan kita sesuatu hal yang sangat biasa, namun suatu saat akan terbukti bahwa dengan terima kasih kita akan menjadi salah satu orang yang masuk dalam memori si penerima ucapan bahwa kita termasuk orang yang tahu berterima kasih.

Terima kasih atas adalah bahasa sederhana yang sarat makna, dimana dalam pergaulan bisnis merupakan kata pembuka untuk jembatan komunikasi bisnis yang lebih dalam. Dan akan lebih hebat lagi saat kata "maaf" dan "tolong" menjadi penyempurna dalam bahasa komunikasi kita dengan orang lain. Sudahkah Anda mengucapkan terima kasih hari ini pada seseorang yang seharusnya Anda beri ucapan?????

Senin, 01 Februari 2010

Komitmen dan Konsisten Saat Kita Memimpin

Seorang teman pernah mengeluh, Susah untuk menjadi pemimpin yang baik!!!!

Bukanlah hal susah untuk menjadi seorang pemimpin? Yang susah adalah saat komitmen dan konsisten dituntut. Ki Hajar Dewantoro mengajarkan Ing Narsa Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Dalam bahasa yang sederhana seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memberi keteladanan, kemampuan untuk membangun organisasi dan kemampuan untuk memberi dorongan.

Ketiga hal tersebut kita yakin mungkin ada di diri kita. Namun untuk mempertahankan kita selalu komit dan konsisten terhadap hal tersebut hanya kita yang tahu. Sudah berapa puluh bahkan mungkin ratusan seorang pemimpin kelas dunia nisa jatuh saat komitmen dan konsisten sudah tidak melekat pada kepemimpinan.

Komitmen menuntut pemenuhan terhadap kewajiban sebagai seorang pemimpin dan konsisten sikap untuk selalu bertanggung jawab terhadap apa yang sudah kita tetapkan. Dua hal ini setidaknya akan membawa kepemimpinan kita bisa menjadi lebih baik.

Dear Pembaca yang budiman

Tulisan kami dapat Anda copy dengan menyebutkan sumbernya di mutupro.blogspot.com