Sabtu, 23 Oktober 2010

Masalah Umum Penerapan ISO 9001:2008

The Art and Craft of Problem Solving 
Masalah umum seperti apa yang biasa muncul dalam penerapan ISO 9001:2008 di perusahaan Anda? Apakah masalah tersebut berdampak pada proses dan performa perusahaan? Apakah top management mengambil bagian dari masalah-masalah tersebut? Atau anda sendirikah yang sering menjadi bagian dari masalah-masalah tersebut?

Dalam praktek ISO 9001:2008 secara garis besar terdapat masalah-masalah yang sangat umum terjadi. Masalah-masalah umum tersebut mencakup :
  1. Kurangnya komitmen manajemen puncak atau top management. Perlu diketahui bahwa top management adalah nahkoda kapal yang menentukan berhasil-tidaknya sebuah perjalanan. Sedangkan ISO 9001:2008 adalah peta yang dipegang sang nahkoda. Jika top management tidak komitmen, maka akan terjadi "penurunan motivasi" dalam menerapkan ISO 9001:2008. Berikut ini adalah bukti kurangnya komitmen dari top management: tidak melakukan review atau tinjauan terhadap agenda management review, tidak memberi keteladanan dalam penerapan ISO 9001:2008 yang tertuang dalam manual dan prosedur mutu. Komitmen yang kurang dari top management akan mempengaruhi performa perusahaan secara luas, baik menyangkut ke efek internal ataupun ke eksternal perusahaan.
  2. Tidak konsisten dalam menjalankan prosedur ISO 9001:2008. Konsisten adalah masalah disiplin dan moral. Konsisten membutuhkan kemauan yang kuat untuk terus menerus taat terhadap semua aturan yang tertuang dalam manual dan prosedur mutu (disiplin). Konsisten juga membutuhkan sikap mental bahwa menjalankan persyaratan ISO 9001:2008 pada prinsipnya adalah menjalankan nilai-nilai baik dalam bekerja atau dalam bisnis (moral). Ketidakkonsistenan akan mempengaruhi variasi proses menjadi tidak terkendali, yang berakibat pada munculnya produk dan proses yang tidak sesuai.
Dari uraian di atas jelas bahwa masalah umum dalam penerapan ISO 9001:2008 adalah konsistensi dan komitmen. Sudahkah Anda memiliki komitmen dan konsisten untuk menerapkan semua persyaratan ISO 9001:2008?

Jumat, 22 Oktober 2010

Gagal Merencanakan Berarti Merencanakan Kegagalan

Project Planning, Scheduling & Control, 4E: A Hands-On Guide to Bringing Projects in on Time and on BudgetPernahkah Anda melakukan suatu kegiatan tanpa merencanakannya terlebih dahulu? Atau seringkah Anda melakukan kegiatan mendahuluinya dengan sebuah perencanaan? Apakah ada perbedaan antara yang terencana dengan yang tidak terencana?

Saat kita merencanakan kegiatan, sebetulnya Anda sedang merencanakan kesusksesan dari kegiatan tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika Anda melakukan kegiatan tanpa perencanaan, maka pada dasarnya Anda merencanakan sebuah kegagalan. Mau bukti? gampang sekali dan ini tentunya sering kita lakukan. Coba kita ingat saat 2 minggu lagi akan ada ujian semester, maka kita akan berusaha merencanakan suatu kegiatan seperti:
  • materi apa yang akan diujikan
  • perlu belajar sendiri ataukah berkelompok
  • perlu latihan soal atau cukup hafalan
  • catatan apa yang belum ada
  • kalau open book sudahkah ada buku referensi untuk ujian
  • di ruang mana dan siapa yang menjaga kelas
  • dlll
jadi, semakin cermat kita merencanakan sesuatu maka akan semakin dekat kita dengan keberhasilan. Merencanakan kegiatan pada prinsipnya adalah meminimalkan resiko dari apa yang  mungkin kita tidak bisa atasi. Semakin baik kita merencanakan maka semakin kecil pula resiko yang akan kita hadapi jikalau kita tidak bisa menyelesaikan pekerjaan kita.

Seberapa hebat Anda merencanakan pekerjaan Anda?


Kamis, 21 Oktober 2010

Kekuatan Operator dan Leader Operator di Proses Produksi

Production and Operations Analysis (McGraw-Hill/Irwin Series Operations and Decision Sciences)Tahukah Anda bahwa Operator dan Leader Produksi merupakan kunci untuk menciptakan kualitas yang prima dalam jangka panjang? Mengapa demikian?

Seringkali perusahaan melakukan kebijakan yang kurang tepat dengan memberikan segala jenis pelatihan dan fasilitas untuk level supervisor hingga manager (mid to up) hingga melupakan operator. Betul memang kalau supervisor dan manager adalah yang mengatur strategi dan kebijakan untuk jalannya produksi. namun, kita mesti ingat bahwa mereka tidak setiap saat ada di line produksi., sehingga sepintar apapun mereka tidak akan pernah bisa tahu detail dari setiap masalah yang ada di produksi. 

Tahukah Anda siapa yang menjalankan mesin? Tahukah Anda siapa yang membuat produk? Tahukah Anda siapa yang setiap detik ada di lapangan? Tahukah Anda siapa yang keringatnya setiap saat selalu menetes di lapangan? Tahukah anda siapa yang melihat, mendengar, meraba dan merasakan semua variasi proses, material dan orang setiap saat di lapangan? Jawabnnya adalah operator dan leader operator.

Jika supervisor dan manager Anda semakin pintar karena ditraining, maka tidak ada jaminan mereka akan semakin loyal. mengapa? karena mereka merasa punya nilai tawar untuk bisa bekerja di tempat lain. Sedangkan jika operator dan leader semakin pintar, maka mereka akan semakin loyal? mengapa? karena mereka masih punya harapan untuk naik jabatan sepeerti menjadi leader, supervisor atau manager.

Jadi dengan memberdayakan operator dan leader operator sebagai ujung tombak proses produksi, maka diharapkan semua variasi sekecil apapun penyebab ketidaksesuaian produk dan proses dapat mereka tangkap dan diselesaikan tanpa perlu melibatkan supervisor atau managernya.

Seberapa hebat operator produksi di tempat Anda?

MemberdayakanTraining adalah Memberdayakan Trainer

Active Training: A Handbook of Techniques, Designs, Case Examples, and Tips (Active Training Series)Sudah berapa kali Anda ikut training? Apakah ada hal yang masih Anda ingat dari training tersebut? Apakah Anda menjalankan isi training tersebut?

Tiga pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang perlu kita jawab sendiri sehubungan dengan training yang pernah kita ikuti. Jika Anda menjawab sempurna untuk ketiga pertanyaan di atas maka "si trainer" boleh dikatakan sangat hebat. mengapa demikian? yang pertama Anda masih mengingat materi apa yang disampaikan. yang kedua anda menjalankan isi materi tersebut dalam praktek. dan yang paling hebat adalah "si trainer" mampu membuat peserta training mengikuti apa yang diajarkan.

Memberdayakan training adalah memberdayakan trainer. Banyak hal yang membuat training menjadi tidak berdaya yang dapat dikarenakan faktor teknis, namun jika trainernya hebat, maka kendala teknis tersebut adalah bukan masalah. Sebagai contoh saat perangkat audio visual yang digunakan tidak bekerja, maka trainer yang hebat akan berusaha menanggulanginya dengan cara yang efektif. Contohnya: dengan mengubah tempat duduk menjadi melingkar dan saling mendekat. Dengan cara ini maka suara trainer masih bisa didengar dan peserta tetap fokus.

Jika anda seorang trainer, seberapa besar daya Anda dalam mempengaruhi peserta training?

Rabu, 20 Oktober 2010

Peduli Mutu adalah Kesadaran Mutu

AwarenessPernah Anda dengar peribahasa "Tak kenal maka tak sayang"? sangatlah tepat kiranya peribahasa tersebut. Dengan mengenal maka kita akan sayang, dan dengan sayang kita akan peduli. Artinya peduli adalah apa yang terjadi, dan akan terjadi terhadap sesuatu yang kita sayangi kita ingin tahu, ingin lebih jelas, dan ingin lebih duluan  agar hal-hal yang tidak diharapkan tidak menimpa pada sesuatu yang kita sayangi.

Demikian pula dalam penerapan ISO 9001:2008, dimana tahap tertinggi dari bukti penerapan adalah adanya "kepedulian" dari semua level organisasi. Kalau kita mengenal mutu, maka seharusnya kita cinta mutu. Kalau kita cinta mutu, maka kita akan peduli mutu. Apa bukti kita peduli mutu? buktinya adalah saat kita sadar bahwa ketidaksesuaian mutu merupakan hal yang harus dihindari dan dicegah, misalnya:
  • sadar tidak akan mengirim barang yang tidak berkualitas ke pelanggan, karena efeknya akan merugikan diri kita sendiri
  • sadar bahwa reject proses akan membawa pada pembengkakan biaya operasional perusahaan.
  • sadar bahwa apa yang kita dapat sekarang adalah hasil dari pelanggan yang membeli produk dan jasa kita.
  • sadar bahwa kalau kita tidak melakukan perbaikan maka pelanggan dan kompetitor akan menggilas kita
  • sadar bahwa team work merupakan jalan terbaik dalam mengerjakan project-project baru di perusahaan
  • dll
Sudahkah anda peduli mutu hari ini?

Selasa, 19 Oktober 2010

Apa Itu Tindakan Perbaikan?

The Corrective Action Handbook, Second EditionSering kita berucap, kita harus melakukan tindakan perbaikan nih! Sebetulnya apa itu tindakan perbaikan? Apa saja langkah-langkah perbaikan? 

Dalam ISO 9001:2008 tindakan perbaikan diatur dalam klausul 8.5.2 mengenai Tindakan Perbaikan atau Corrective Action. Berikut ini kutipan klausul persyaratan tersebut:

Perusahaan atau organisasi melakukan tindakan untuk menghilangkan penyebab-penyebab ketidaksesuain untuk mencegah terulang kembali. Tindakan korektif harus sesuai dengan dampak dari ketidaksesuain yang dihadapi. 

Perusahaan menetapkan prosedur terdokumentasi dalam menetapkan persyaratan untuk 
  1. Peninjauan ketidaksesuain (termasuk keluhan pelanggan)
  2. Penetapan penyebab ketidaksesuain
  3. Penilaian tindakan untuk memastikan bahwa ketidaksesuaian tidak terulang.
  4. Penetapan dan penerapan tindakan yang diperlukan. 
  5. Rekaman hasil tindakan yang dilakukan.
  6. Peninjauan keefektifan tindakan korektif yang dilakukan.
Jadi, tindakan perbaikan adalah tindakan untuk menghilangkan penyebab suatu ketidaksesuaian sehingga ketidaksesuaian tersebut tidak muncul kembali. Lalu, apa bedanya dengan tindakan koreksi? Tindakan koreksi adalah tindakan yang dilakukan seketika atau segera terhadap ketidaksesuaian agar tidak meluas atau berdampak lebih jauh. Agar lebih jelas perbedaannya, perhatikan contoh berikut ini:

Contoh ketidaksesuaian : kebakaran hutan saat kemarau
Tindakan koreksi : memadamkan api dan melokalisir api agar tidak menyebar dengan air.
Tindakan korektif atau perbaikan : 
  • membuat kebijakan penggunaan alat pemicu api seminimal mungkin saat kemarau
  • melakukan inspeksi rutin terhadap area yang rawan kebakaran.
  • membuat hujan buatan
  • menutup hutan untuk umum saat musim kemarau
  • dll yang diperlukan agar kebakaran tidak terjadi lagi

Apa itu Manual Mutu?

ISO 9001:2000 A Practical Quality Manual ExplainedMengapa perusahaan yang menerapkan ISO 9001:2008 harus memiliki manual mutu? Apa saja isi dari manual mutu? Apa saja manfaat dari manual mutu? Berapa ketebalan minimal manual mutu? Apakah manual mutu harus tertuang dalam hard copy ataukah soft copy?

Dalam penerapan ISO 9001:2008, disyaratkan adanya manual mutu untuk perusahaan atau organisasi yaitu klausul 4.2.2 mengenai Manual Mutu. Jika ISO 9001:2008 sudah mensyaratkan adanya manual mutu, maka keberadaanya adalah wajib.


Berikut ini adalah kutipan persyaratan 4.2.2 mengenai manual mutu:

Perusahaan menetapkan dan memelihara manual mutu yang isinya mencakup antara lain:

  1. Ruang lingkup sistem manajemen mutu, termasuk proses yang dikecualikan beserta alasan pengecualiannya.
  2. Prosedur terdokumentasi yang ditetapkan untuk sistem manajemen mutu, atau referensi untuk prosedur tersebut.
  3. Uraian dari interaksi antar proses-proses pada sistem manajemen mutu (business process mapping).
Jadi, manual mutu adalah sifatnya wajib bagi perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Selain 3 hal di atas, dalam manual mutu juga dapat ditambahkan informasi-informasi yang menunjang antara lain:
  • Sejarah perusahaan
  • Struktur organisasi
  • Job description
  • Flow process
  • Kebijakan mutu
  • Sasaran mutu
  • Pemetaan proses bisnis
  • Surat penunjukan management representative
  • dan informasi lain yang diperlukan untuk memperjelas isi manual mutu.
Secara isi Manual mutu adalah bukti dari komitmen top management bagaimana kebijakan perusahaan untuk dapat memuaskan pelanggannya. Manual mutu juga dapat dijadikan sebagai bahan training untuk mengenal secara general apa saja kebijakan-kebijakan yang diterapkan di perusahaan. Manual mutu juga dapat dijadikan rujukan untuk pembuatan bahan promosi seperti katalog, selebaran dan brosur. 

Apakah manual mutu harus tebal? tidak harus. ISO 9001:2008 tidak mengatur secara spesifik berapa ketebalan manual mutu, namun yang pasti manual mutu harus mencantumkan minimal 3 informasi seperti yang disebutkan di atas. Apakah manual mutu harus hard copy? tidak harus, yang penting adalah menjamin bahwa manual mutu tersosialisasi, mudah terbaca, terkendali dan terupdate.

Mengapa manual mutu harus terupdate? manual mutu adalah dokumen induk yang menjadi rujukan prosedur mutu atau dokumen yang setara dengan prosedur mutu, sehingga kebenaran isi dari manual mutu pasti mempengaruhi kebenaran isi prosedur juga.

Apakah isi manual mutu perusahaan Anda sudah sesuai dengan praktek kebijakan perusahaan ?

Minggu, 17 Oktober 2010

Merasakan Kerja Keras


Hard WorkerUntuk sebuah kehidupan yang lebih baik manusia harus melakukan kerja keras. Keringat yang membasahi tubuh kita adalah bukti bahwa apa yang kita dapat sekarang adalah hasil dari kerja keras yang kita lakukan.  
Jika Anda melihat kesuksesan orang sekarang ini, lihatlah tahun-tahun sebelumnya dimana orang tersebut bekerja siang malam untuk sebuah perubahan yang diimpikan.  Dan sangat pantas bagi seorang pekerja keras untuk mendapat sebuah kesuksesan dan kebahagiaan. 



Mungkin Anda pernah melakukan hal ini atau pernah menyaksikan bahwa budaya kerja keras ada di sekitar kita. 
  • Ada yang bangun jam 3 pagi untuk memulai aktivitas dimana sebagian orang mungkin terlelap tidur.
  • Ada yang bekerja di tengah terik matahari siang saat sebagian orang mungkin makan siang di ruang ber AC.
  • Ada sebagian orang yang bekerja siang malam dimana sebagian orang mungkin berlibur dengan keluarga tercintanya.
Dan banyak lagi contoh kerja keras yang ada di sekitar kita. Dapat Anda bayangkan jika semua orang bekerja keras, maka akan terbentuk kemajuan suatu bangsa dan kejayaan negara. Sudah bekerja keraskah Anda hari ini?

Kamis, 14 Oktober 2010

Mengapa Sasaran Mutu Harus Terukur?

Introduction to Measurement TheoryJika perusahaan Anda sudah menerapkan ISO 9001:2008, tentunya Anda juga tidak asing dengan sasaran mutu bukan? Apa sasaran mutu di proses Anda? Mengapa sasaran mutu harus terukur?

Sasaran mutu disyaratkan dalam klausul persyaratan ISO 9001:2008 yaitu klausul 5.4.1 dimana "Top management perusahaan harus memastikan bahwa sasaran mutu (termasuk sasaran yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan produk), ditetapkan pada setiap tingkat dan fungsi yang relevan dalam perusahaan. Sasaran Mutu dapat diukur dan konsisten dengan kebijakan mutu".

Sasaran mutu haruslah terukur, mengapa? karena sasaran mutu merupakan target yang harus dipenuhi oleh setiap proses. Kriteria ketercapaian haruslah dapat dibandingkan agar dapat diketahui seberapa tingkat pencapaian pemenuhannya. Untuk itu keterukuran haruslah ada untuk setiap sasaran mutu. Selain itu, sasaran mutu merupakan masukan untuk melakukan continual improvement, sehingga sasaran mutu harus dapat diukur agar perbaikan berkelanjutan tersebut "reasonable" atau dapat dilakukan.

Sudahkah sasaran mutu Anda terukur?

Selasa, 12 Oktober 2010

Membangun Manusia

Personal Development for Smart People: The Conscious Pursuit of Personal GrowthPernahkah Anda mendengar slogan berikut ini: " Great People, Great Company ", "We didn't make a thing, but we make people". 

Tidak ada yang salah dengan slogan tersebut. Memang betul bahwa perusahaan hebat akan muncul dari orang (pekerja) yang hebat pula. Sehingga apapun produk dan jasa yang kita hasilkan akan terealisasi jika pekerjanya sudah kita bangun dahulu.

Membangun pekerja (people development) merupakan tugas pertama yang harus selesai sebelum kita membuat produk ataupun jasa. Apakah kita harus menunggu memproduksi barang sebelum orangnya selesai kita bangun? bukan begitu maksudnya, artinya membangun orang adalah tugas yang tidak semudah membalik telapak tangan. Membangun manusia merupakan tugas berkelanjutan yang harus terus dilanjutkan tanpa batasan waktu. Jika kompetensi pekerja minimum sudah dilakukan, maka pekerjaan pun bisa dilakukan. Dan seiring meningkatnya kebutuhan kompetensi untuk pekerjaan, maka tugas people development seiring juga harus dijalankan.

Manusia yang sudah memiliki karakter dan kompetensi, merupakan aset yang sangat berharga. Sehingga apapun yang perusahaan ingin lakukan tidak ada yang tidak mungkin. Sudahkah perusahaan anda membangun manusianya?

Senin, 11 Oktober 2010

Revolusi Mutu

The Quality Revolution: A History of the Quality MovementTahukah Anda bahwa mutu sekarang ini mengalami perubahan yang sangat cepat (revolusi mutu). Mengapa demikian? Apa yang harus disiapkan untuk dapat menjadi perusahaan bermutu?

Perubahan perilaku konsumen / pembeli terhadap produk dan jasa yang ingin dikonsumsi mengalami perubahan yang sangat drastis dalam dekade terakhir ini. Sebagai contoh perkembangan teknologi telepon genggam. 10 tahun lalu jika telepon genggam sudah dapat sms dan telepon maka sudah cukup dikatakan bermutu (memenuhi harapan pembeli). namun sekarang permintaan konsumen untuk menuntut telepon genggam yang bisa segala hal menjadi kebutuhan wajib produsen untuk memenuhinya. Sebab jika tidak maka pembeli akan meninggalkannya. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa telepon genggam mengalami revolusi mutu. Bagaiman dengan produk lain? silahkan cermati dan simpulkan!

Untuk mengantisipasi adanya revolusi mutu maka perusahaan harus punya business plan dalam jangka pendek, menengah dan panjang untuk memastikan perusahaan mampu menangkap dan beradaptasi dengan perilaku konsumen dan perkembangan ilmu dan teknologi. Berikut ini contoh perusahaan yang mengalami perubahan produk akibat revolusi mutu dan perkembangan ilmu dan teknologi.
  • Perusahaan disket  mengganti produknya dengan flash disc
  • Perusahaan kaset mengganti produknya dengan compact disc
  • Perusahaan TV tabung menggantinya dengan TV plasma
  • Kantor pos memperluas usahanya tidak hanya dengan jasa surat dan wesel.
  • Telkom menjual speedy akibat peminat telepon rumah berkurang drastis. 
Dan masih banyak contoh adaptasi perusahaan terhadap perilaku konsumen dan perkembangan iptek (revolusi mutu). Bagaimana dengan perusahaan Anda????

Sabtu, 09 Oktober 2010

Memahami Suara Pelanggan


Voice of the Customer: Capture and Analysis (Six Sigma Operational Methods)Seberapa tanggap perusahaan Anda mendengar suara pelanggan? Seberapa cepat perusahaan Anda menyikapi suara pelanggan?

Pada prinsipnya suara pelanggan terbagi hanya dua saja, yaitu pujian dan keluhan. Pujian akan Anda dapat jika mampu memenuhi semua persyaratan pelanggan. Dan keluhan akan Anda dapat jika tidak mampu memenuhi persyaratan pelanggan. 

Suara pelanggan merupakan bukti kepedulian pelanggan terhadap produk dan jasa yang kita jual kepada mereka, terlepas apakah itu pujian ataupun keluhan. Jika pelanggan  sudah tidak mau mengeluarkan suara "pujian" atau "keluhan" maka bisa jadi produk dan jasa yang kita berikan sama sekali tidak bermakna apa-apa terhadap pelanggan, menyakitkan bukan?.

Memahami suara pelanggan dapat dilakukan dengan lebih banyak kita mendengar terlebih dahulu apa yang mereka butuhkan dan apa yang mereka tidak butuhkan. Kemampuan mendengar inilah selanjutnya kita sikapi dengan tindakan perbaikan atau corrective action (jika itu keluhan) dan perbaikan berkelanjutan atau continual improvement (jika itu pujian).

Jadi buka telinga dan hati kita untuk bisa mendengar suara pelanggan lebih baik lagi. Selamat mendengarkan!

Buku Quality Assurance : Quality (5th edition)


Quality (5th Edition)

Editorial Reviews

Product Description

Filled with a wide-range of industry examples, this book takes an applied approach that teaches the “why and how” behind quality assurance and statistical process control. Each chapter includes abundant case studies that show how quality tools and techniques can be combined to resolve real customer issues. This edition offers a more global view and includes at least one service industry example per chapter. Expanded treatment is also given to multi-vari analysis and failure modes and effects analysis. With its combination of clear techniques and real-world illustrations, it shows explicitly how quality tools can be used to improve outputs, productivity, costs and safety. For people who apply quality assurance tools and techniques to their day-to-day work activities.

From the Publisher
Exposing students to a wide variety of topics within quality assurance, this text emphasizes the understanding, use, and interpretation of statistical process control principles, concepts, and results throughout the problem-solving process. It uses comprehensive, in-depth examples and case studies from a variety of industries to highlight the complexities of statistical analysis and control chart interpretation. Accompanying computer software allows students to work interactively with the extensive example problems, chapter-end problems, and case studies. --This text refers to an out of print or unavailable edition of this title.

From the Back Cover

Quality, productivity, costs, and safety.  Can you think of any organization that wouldn’t want to make improvements in these areas?  Quality principles, tools, and techniques support organizational improvement. This text provides clear explanations of popular quality tools and techniques.  Through the use of insightful case studies, plentiful illustrations, and subject matter relevant to the challenges faces in today’s global economy, readers of this text can learn the basics of process improvement.  The examples, cases, and problems are based on the real-life experiences of people who apply quality assurance tools and techniques to their day-to-day work activities.  Contributors represent a wide cross-section of industries, including utilities, transportation, hospitals, logistics, manufacturing and government.

The fifth edition of this text takes a global approach to quality.  It includes new graphs, charts, topics, features, problems, examples, cases, all of which have been created to enhance the text you’ve enjoyed using.  Changes include: 
  • One company’s quality experiences woven throughout each chapter
  • Real Tools for Real Life examples in each chapter
  • Service industry examples, problems, and cases
  • Failure modes and effects analysis
  • Multi-vari analysis
  • End pages formula reference sheets
  • Enhanced examples
  • Revised chapter topic coverage
  • Improved explanations

Buku Quality Assurance : Statistical Techniques in Business and Economics with Student CD


Statistical Techniques in Business and Economics with Student CD
Editorial Reviews

Product Description

Lind/14e is a perennial market best seller due to its comprehensive coverage of statistical concepts and methods delivered in a student friendly, step-by-step format. The text presents concepts clearly and succinctly with a conversational writing style. All statistical concepts are illustrated with solved applied examples immediately upon introduction. Self reviews and exercises for each section, and review sections for groups of chapters also support the student learning steps. Modern computing applications (Excel, Minitab, and MegaStat for Excel) are introduced, and the text maintains a focus on presenting statistics concepts as applied to business. The fourteenth edition continues as a 'students' text with increased emphasis on interpretation of data and results.

About the Author

Douglas A. Lind is now an adjunct professor at Coastal Carolina University. He earned his Ph.D. and an MBA from The University of Toledo and a Bachelor of Science in Business from Bowling Green State University. Dr. Lind is the co-author with the late Robert D. Mason and William G. Marchal of Statistical Techniques in Business and Economics and Basic Statistics for Business and Economics published by Irwin/McGraw-Hill and Statistics: An Introduction published by Duxbury. In addition he has written Study Guides to be used with these texts. Dr. Lind has more than 25 years of college teaching experience. This includes teaching statistics at the introductory, intermediate, and advanced undergraduate level, as well as graduate courses in statistics and research methods. He is a past recipient of the Tony DeJute Outstanding Teacher award. This award is given annually by the College of Business to the outstanding teacher in the College. He is active in both consulting and community service in Northwest Ohio. He has consulted with such national firms as Ford Motor Company, Key Bank, National City Bank, and the former Sheller Globe. Regional consulting includes work with The Toledo Hospital, St. Vincent Mercy Medical Center, and the Toledo Community Oncology Program. He has served the community of Perrysburg, Ohio as a member of volunteer committees for the city and the school system. This includes his most avid avocation, coaching high school baseball, having served as a volunteer coach for more than 12 years. His professional memberships include The American Statistical Association, Decision Sciences, and The Textbook Author's Association.

William G. Marchal is Professor of Information Systems and Operations Management at The University of Toledo College of Business Administration. He received his B.S. degree in Mathematics from The University of Dayton, an M.A. in Mathematics from The Catholic University of America, and his D. Sc. in Operations Research from The George Washington University. Dr. Marchal has held visiting appointments at The University of Michigan and George Mason University. He has also worked at the Executive Office of the District of Columbia government, the George Washington University Institute for Management Science, and the U.S. Army Chemical Research & Development Center. Dr. Marchal is co-author with the late Robert D. Mason and Douglas A. Lind of three textbooks: Statistics: An Introduction; Statistical Techniques in Business & Economics; and Basic Statistics for Business & Economics. His research on stochastic models focuses on applications to waiting line models. Dr. Marchal has made paper presentations at meetings of professional societies, referred papers for journals and served as an associate editor of Naval Research Logistics. Published articles appear in the journals: Communications in Statistics, INFORMS, Journal on Computing, IIE Transactions, Interfaces, Operations Research, The Annals of Operations Research, AIIE Transactions and The Journal of Applied Probability.

Samuel Wathen is a Professor in the E. Craig Wall Sr. College of Business Administration at Coastal Carolina University. He earned his Ph.D. in Business Administration from the University of Minnesota, a M.B.A. from Oklahoma State University, a M.S. in Forest Biometrics from Virginia Polytechnic Institute and State University, and a B.S. in Forestry from the University of Illinois. Dr. Wathen's research interests include applied statistics, teaching methods, and manufacturing and service process design. He has published articles in the International Journal of Operations and Production Management, National Productivity Review, International Journal of Service Industry Management, and the Journal of Workplace Learning: Employee Counseling Today. Dr. Wathen has 14 years of teaching experience. This includes introductory statistics, decision analysis, operations management, materials management, and service operations management. His experience spans both graduate and undergraduate programs. He attended a Master Teaching seminar held at Georgia State University that offered concepts and techniques to improve course design, course delivery, exam construction, student involvement, and many other aspects of teaching.

Jumat, 08 Oktober 2010

Komitmen, Konsisten dan Konsekuen dalam Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

5 Ways to Affirm a Man: Character, Communication, Care, Commitment, and ConsistencySeberapa besar Anda mempunyai komitmen , konsisten, dan konsekuen dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di perusahaan Anda?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia komitmen berarti perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Konsisten berarti tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajeg; selaras; sesuai. Sedangkan konsekuen adalah sesuai dengan apa yang telah dikatakan atau diperbuat; berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan. 

Dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, ketiga kata tersebut disikapi sebagai berikut ini:

Komitmen
Artinya kita berjanji untuk menjalankan segala proses yang ada dalam perusahaan terikat dengan aturan main, yaitu aturan dalam persyaratan ISO 9001:2008.

Konsisten
Artinya kita selalu tunduk (taat azas) terhadap aturan yang sudah dibuat (persyaratan ISO 9001:2008).

Konsekuen
Artinya kita harus memberikan percontohan dalam penerapan ISO 9001:2008.

Bagaimana dengan Anda?

Kamis, 07 Oktober 2010

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 untuk Bisnis Sederhana

Software Process Improvement for Small and Medium Enterprises: Techniques and Case Studies (Premier Reference Source)Mungkinkah perusahaan dengan lingkup bisnis yang lebih sederhana (UKM - Usaha Kecil dan Menengah) bisa menerapkan ISO 9001:2008?

Jika kita akan menjalankan usaha kita yang masih sangat sederhana, misalnya CV, home industry dan usaha dengan modal terbatas, menerapkan mutu  produk adalah mutlak diterapkan. Sebab mutu tersebut yang akan membuat pelanggan terus membeli dan menggunakan jasa produk perusahaan kita. Jadi, jika untuk manajemen mutu kita belum bisa, maka mutu produk harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001.

Mutu produk terkait dengan pemenuhan persyaratan produk seperti apa yang diminta pelanggan. Mutu produk misalnya kesesuaian kemasan, bentuk, warna, fungsi, dan performance. Sistem manajemen mutu mengatur bagaimana kita membuat aturan untuk menghasilkan produk bermutu. Karena ISO 9001 hanyalah sebuah persyaratan, maka semua jenis usaha baik kecil, menengah atau besar dapat menerapkan persyaratan ISO 9001, tanpa terkecuali.

Apa itu Definisi Rencana Mutu?

Quality Lesson Plans for Secondary Physical Education - 2nd EdDalam ISO 10005:2005, rencana mutu didefinisikan sebagai dokumen yang menetapkan proses, prosedur dan sumber daya terkait yang akan diterapkan oleh siapa dan kapan untuk memenuhi persyaratan proyek, produk, proses atau kontrak. Lingkup rencana mutu dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 mencakup pada realisasi proses atau dalam klausul 7 saja.
  
Perusahaan yang sudah menerapakan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 memiliki lingkup proses yang terkait dengan penerapan rencana mutu (klausul.7 realisasi produk ISO 9001:2008). Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang sudah menerapakan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 sudah pasti memiliki rencana mutu.
Rencana mutu merupakan bagian dari proses product realization atau realisasi proses. Walaupun hanya sebagian kecil dari sistem manajemen mutu, namun rencana mutu merupakan proses yang terkait langsung dengan pemenuhan persyaratan pelanggan. Hal tersebut dapat terlihat dari input dan output yang langsung terhubung dengan persyaratan pelanggan dan kepuasan pelanggan. Untuk perusahaan yang belum menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, dapat menerapkan rencana mutu terlebih dahulu sesuai standard ISO 10005:2005. Pertimbangan untuk menerapkan rencana mutu terkait dengan tingkat kerumitan proses dan biaya yang dibutuhkan untuk penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.


Selasa, 05 Oktober 2010

Bahasa Laporan Ke Top Management

Principles of Quality Costs: Principles, Implementation, and UsePernahkah Anda melaporkan hasil pencapaian sasaran mutu ke top management? Apa tanggapan beliau? Jika tanggapannya biasa-biasa saja maka ada kemungkinan laporan sasaran mutu yang Anda buat tidak mengena di Top Management.

Bagaimana caranya agar semua hasil sasaran mutu disikapi oleh Top Management dengan serius dan mengena? Seperti Anda ketahui, top management tidak akan terlalu campur ukuran teknis operasional bisnis perusahaan. Beliau hanya kenal bahasa kebijakan, investasi, modal, growth, keuntungan, kerugian, dll. Intinya adalah Management hanya perlu tahu terhadap semua laporan dalam bahasa "uang".

Bandingkan laporan ini : 
Pada bulan ini total reject adalah 10% dari total produksi.
Dengan pembelian alat baru ini, dijamin kualitas produk kita akan terjamin.
Angka klaim pelanggan naik 3x lipat dari tahun sebelumnya.
Down time mesin turun 10 jam dari bulan lalu.

dengan laporan dalam bahasa "uang"
Pada bulan ini total reject adalah Rp.80 juta dari total produksi.
Dengan pembelian alat baru ini, dijamin sales penjualan kita akan terjamin. 
Angka klaim pelanggan naik Rp.30 Juta dari tahun sebelumnya.
Down time mesin turun Rp.5 Juta dari bulan lalu.

Jika Anda seorang Top Management, mana laporan yang menarik dan mengena di hati Anda? Silahkan mencoba laporan Anda dengan bahasa "uang".

Minggu, 03 Oktober 2010

Definisi Mutu

What is Lean Six SigmaTahukah Anda apa sebenarnya definisi dari mutu itu? 
Menurut Juran dalam Quality Planning and Analysis (1998), mutu mempunyai 2 makna. 
Yang pertama, mutu adalah spesifikasi dari produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Jika mutu yang yang dihasilkan lebih tinggi maka akan membawa perusahaan mendapatkan : peningkatan kepuasan pelanggan, produk mudah dijual, dapat bersaing dengan kompetitor, meningkatkan pangsa pasar, meningkatkan keuntungan, dan menghasilkan harga yang premium.
Yang kedua, mutu juga berarti terbebas dari kegagalan. Jika mutu yang yang dihasilkan lebih tinggi maka akan membawa perusahaan mendapatkan:  pengurangan jumlah kesalahan,  pengurangan pengerjaan ulang dan pemborosan, pengurangan kegagalan di lapangan dan biaya garansi, pengurangan ketidakpuasan pelanggan, pengurangan inspeksi dan pengujian, pengurangan waktu untuk produk baru, dan perbaikan waktu pengiriman.
Menurut ISO 9000:2005, yang dimaksud dengan mutu adalah tingkat atau derajat dimana suatu kumpulan karakteristik dasar memenuhi persyaratan. Karakteristik adalah unsur-unsur yang membedakan suatu hal. Sedangkan persyaratan adalah kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, pada umumnya tertulis atau bersifat keharusan.  

Sabtu, 02 Oktober 2010

Apakah ISO 9001:2008 Sanggup Memberi Nilai Tambah Pada Kinerja Mutu Perusahaan Kami?

Quality Audits for Iso 9001:2000: Making Compliance Value-AddedApakah ISO 9001:2008 Sanggup Memberi Nilai Tambah Pada Kinerja Mutu Perusahaan Kami? Salah satu pertanyaan yang sering terbersit bagi setiap top management ataupun praktisi mutu sebelum menerapkan ISO 9001:2008.

Sudah cukup jelas bahwa ISO 9001:2008 sanggup memberi nilai tambah pada kinerja mutu perusahaan, karena memang semua persyaratan yang ada dalam ISO 9001:2008 adalah kriteria minimum untuk menuju perusahaan dengan mutu prima. Justru yang menjadi pertanyaan adalah:

  • Sanggupkah kita sebagai pelaksana menjalankan semua persyaratan ISO tersebut dengan penuh komitmen dan konsisten?
  • Sanggupkah top management menyediakan investasi tambahan untuk perbaikan kinerja mutu?
  • Sanggupkah kita menjaga mutu produk dan layanan kita lebih baik lagi?
  • dan masih banyak pertanyaan yang justru kitalah yang harus menjawabnya.

Masih ragu dengan ISO 9001:2008, atau Kita yang ragu dengan komitmen dan konsistensi Kita?
Salam Mutupro!

Dear Pembaca yang budiman

Tulisan kami dapat Anda copy dengan menyebutkan sumbernya di mutupro.blogspot.com